Kemalang ~ Bulan Sya’ban atau yang dikenal dengan
Ruwah,merupakan bulan jelang Ramadhan atau Pasa.Suatu bulan dimana didalamnya
terdapat tradisi “nyadran”.Lazimnya kegiatan itu tepatnya jatuh pada tanggal 25
Sya’ban .Asal muasal tradisi yang telah turun temurun dari generasi kegenerasi
itu,diperkirakan berasal dari gagasan Waliullah Sunan Kalijogo.Ide manis dan
strategis tersebut dalam rangka implementasi dan akulturasi ajaran Islam dengan
agama masyarakat setempat yakni Hindu Jawa.Kepiawaian Waliullah memang tidak
perlu diragukan dalam strategi berdakwah,demi syiar Islam tetapi lambat tapi
pasti dapat diterima masyarakat,tanpa harus menimbulkan konflik sosial.Yang
muaranya akidah Islam dapat masuk dan diterima berbarengan dengan ritual-ritual
masyarakat setempat.
Nomenklatur “nyadran”
,berasal dari “sraddha” yang bermakna ziarah kemakam untuk membersihkan dan
mendoakan arwah leluhur,disertai menabur bunga ,agar beraroma wangi.Dahulu juga
diadakan kenduri,dan pembacaan doa dipelataran pekuburan.Namun yang terakhir
barangkali sudah kurang lebih tiga dasa warsa sudah tidak lagi dilakukan,tetapi
kenduri dilaksanakan di rumah warga.Kelengkapan kenduri diantaranya
buah-buahan,jajanan pasar,apem dan kolak.Apem analog dengan ‘afwan’ berarti
maaf,sementara kolak berasal dari kata ‘khotan’ bermakna kesalahan,sehingga
secara keseluruhan dapat dimaknai ada
saling memaafkan antara warga .Hakekatnya untuk saling membersihkan diri
sebelum menjalankan ibadah puasa ramadhan.
Ziarah kubur para
leluhur,tidak jarang dilakukan oleh para perantau sekalipun .Dalam ritual
nyadran yang tidak dapat diabai dan tinggalkan adalah adanya bunga mawar yang
harum mewangi.Afdolnya ziarah kubur memang jika ,berdoa dan selepasnya menabur
bunga di pusara atau nisan leluhur.Pemandangan di tanah pekuburan pada bulan
Ruwah tepatnya di hari nyadran bak permadani yang ditaburi warna-warni bunga
mawar,melati dan kenanga.Tanah makam yang terkadang berbau kurang sedap,spontan
akan berubah menjadi harum semerbak
Mengingat
keberadaan bunga utamanya mawar pada saat nyadran sangat dibutuhkan ,menyebabkan
harga bunga tersebut meroket naik.Pada hari-hari menjelang nyadran harga bunga melonjak
naik ,dan puncaknya ya dihari dimana ritual itu dilaksanakan.Lima hari sebelum hari
H,harga satu klilogram bunga mawar mencapai Rp 150.000,00 dan diperkirakan nanti
akan mencapai sekitar Rp 200.000,00, bahkan lebih apalagi jika produksi dan stoknya terbatas,demikian
dituturkan Sunarmi yang baru saja membeli bunga di pasar Kembang,Kemalang,kepada
kontributor klaten info.Pada hari-hari biasa harga sekilogram bunga mawar paling mahal Rp 50.000,00,imbuhnya.
Beberapa minggu
terakhir memang akibat anomali iklim curah hujan berlebihan walaupun telah memasuki musim kemarau,hal
ini menyebabkan produksi bunga mawar di kawasan sentra produksi wilayah kecamatan Kemalang agak terganggu.
Oleh : Kiswanto
0 komentar:
Tuliskan komentar Anda...
Komentar Anda mungkin akan sangat berguna bagi kami atau pembaca lain :)